Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan. (Ibrani 3 : 6)
Beberapa bulan yang lalu saya mendapat telepon dari teman yang menangis tersedu-sedu sambil curhat tentang kemalangan yang menimpa dirinya. Well, saya menilai itu sebagai suatu yang wajar. Toh semua orang perlu mengungkapkan rasa sedih.
Tapi yang membuat saya heran, dalam bercerita dia berulang-ulang bertanya kenapa saat dia sedih Tuhan enggak datang menghibur dia? Dia pun bertanya Tuhan itu ada enggak sih. Oh God sebelumnya saya tak mengira pertanyaan itu akan keluar dari mulutnya. Saya pun tak bisa memberi komentar, karena saya sendiri tidak tau harus menjawab apa. Dengan bekal yang sangat minim akhirnya saya bilang ke dia, “U know, He isn`t far away, God be with u always until the end of ur age.”
Manusiawi banget kalau kita pernah ngerasain yang namanya senang dan sedih. Sering banget kalau kita senang kita nggak pernah nanyain Tuhan, kita dilupakan oleh kesenangan yang sedang kita nikmati tapi kalau nanti kita sedih baru deh tanya Tuhan ada nggak sih, kalau ada kok nggak hadir menghibur kita. That is not fair for Him.
Kita tidak mensyukuri berkat, kita tidak mengerti betapa Tuhan sudah bekerja keras untuk menyelamatkan kita.
Iman adalah meyakini apabila akal pikiran mengatakan jangan. (George Seaton)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home