Menyesal
“Sebab Aku menyesal telah mendatangkan malapetaka kepada mu.” (Yeremia 42:10b)
Sudah hampir lima tahun Toni menjalani tahanan di Jakarta Timur akibat terbukti menggunakan obat terlarang (Narkoba). Ketika Yenny adik bungsunya menengoknya, daribalik jeruji besi Toni mengatakan bahwa dirinya merasa bersalah, karena telah melalaikan nasihat orangtuanya. “Sekiranya Tuhan mengijinkan saya untuk kembali ke hadapan-Nya, saya sudah siap. Saya sudah dewasa, dan sudah bisa menentukan jalan hidupku, yang mungkin nasibku lebih burtuk dari adik-adik dan teman-teman senbasibku. Saya merasa diri dikorbankan oleh teman-temanku,” ungkapnya kepada Yenny, adik bungsunya yang kini baru merampungkan kuliahnya.
Kita tak tahu persis, kapan teman kita Toni akan kembali berkumpul dengan keluarganya. Tapi yang jelas bahwa anak muda itu telah membunuh masa depannya dengan dua kilo gram ganja kering, kiriman seorang pengedar dari Aceh. Apa pun dali Toni, hukum tetaplah berpura-pura adil. Satu-satunya jalan yang harus diterima oleh Toni, adalah menjalani hidup seperti saat ini. Kini, Toni menyesali perbuatannya. Namun semua itu tergantung apakah Tuhan akan memberikan mujizat pada pihak berwewenang, dengan menringankan hukuman ataukah membebaskannya dari jerat hukum yang telah lima tahun dijalani oleh saudara kita Toni?
“Keluar dari kegelapan dan menemukan cahaya bukanlah proses yang mudah.” (Nicholas Smith)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home