Renungan Remaja GenYes!

Renungan Remaja GenYes! terbit pertama kali pada bulan September 2004. Sudang mengantungi ISSN No. 1829-9016 renungan ini memiliki motto : Bacaan Saat Teduh Bagi Generasi Gaul Fans Berat Yesus!. Dalam edisi cetak, covernya menampilkan remaja-remaja Kristiani berprestasi. Saat ini renungan GenYes! berhenti terbit, namun akan terbit setelah memperoleh partner yang pas untuk melayani kaum remaja. Terima kasih untuk dukungan doa Anda.

Tuesday, May 02, 2006

Sesuatu

“Orang fasik meminjam dan tidak membayar kembali, tetapi orang benar adalah pengasih dan pemurah” (Mazmur 37:21)

Setiap kali hendak membeli sesuatu saya biasa menabung dulu. Setelah terwujud, saya dengan hati-hati memeliharanya biar bisa awet. Karena kalau untuk menggantikannya lagi toh butuh waktu dan pasti lama prosesnya. Jelas, saya tidak bisa menggantikan sesuatu yang rusak itu dengan yang baru.
Jika ada rasa tertarik, temanku meminjam. Dia pun berjanji akan mengembalikannya pada waktunya. Mungkin saya terlalu percaya, jadi langsung memberikan barang pinjaman itu kepada teman. Tau-taunya, janjinya meleset. Bahkan, saat dikembalikan sudah dalam keadaan rusak. Saya pikir, sial benar ! Wong, saudaraku saja tidak saya ijinkan, kok sampai saya bisa nuruti rayuan si teman itu.
Pernahkah anda meminjam barang orang, lalu tidak mengembalinnya? Atau kembalikan , tetapi dalam waktu yang lama, bahkan sudah dalam keadaan rusak. Sesuatu, atau barang yang anda pinjam dari orang lain itu haruslah dirawat. Tidak hanya punya pinjaman, tetapi barangnya sendiri (milik pribadi) juga harus dijaga supaya tidak cepat rusak. Alkitab, dalam Mazmur yang disinggung di atas, adalah mengingatkan kita akan mengharagi sesuatu dengan baik. Sebab semua yang ada di dunia ini adalah ciptaan Tuhan. Kecuali barang-barang elektronik, heandphon, misalnya. Tapi juga harus melalui manusia.

“Untuk memulai yang baru, kita harus mengakhiri dulu yang lama.” (Kris King)

Bertumbuh dalam Iman

“Tinggalah di dalam Aku, dan Aku di dalam kamu.” (Yohanes 15:4)

Bagas berceritera bahwa di sekolahnya, yakni Christian Colege School, Perth, Australia, para guru begitu kreatip menciptakan program kegiatan religius bagi siswanya. Setiap hari Rabu sore, di sekolah tersebut diselenggarakan puji-pujian bagi anak-anaknya. Semua siswa maupun teman-teman dekatnya berbondong-bondong mengahdiri ibadat penyembahan kepada Tuhan Yesus.
Ada pun kelompok kegiatannya dibagi menjadi beberapa mata acara. Di antaranya ibadat remaja pria dan wanita. Di sini, setiap siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pesan Firman Tuhan, sesuai pengalaman iman mereka. Kegiatannya beragam. Diawali dengan lagu-lagu pujian, pembacaan Firman Tuhan oleh pemandu, serta penyampaian pesan Firman Tuhan oleh salah seorang peserta, dan dilanjutkan dengan tampilnya para pengkotbah muda. “Wah, bagus sekali!”, ungkap Bagas berbangga.
Bagaimana pun kehidupan kita? Kita pun perlu dihubungkan dengan sumber kekuatan kita, yakni Tuhan yang adalah pencipta kita. Tuhan ingin agar Anda tetap setia dan melekatkan diri pada-Nya sebagai pokok dan sumber kehidupan. Nah, para kaum muda yang dikasihi Tuhan, mampukah anda untuk memulai dengan proyek penghijauan dan penyuburan iman di tengah kesibukan Anda. Ceritera di atas cukup menantang anda untuk bertumbuh dalam iman bersama Tuhan Yesus Kristus!

“Ranting tidak akan pernah menghasilkan buah dari dirinya sendiri, ia bisa berbuah ketika melekat pada pokoknya.” (Tuhan)

Dia Mencintaimu

Karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu dan akan menghindarkan kakimu dari jerat (Amsal 3:3)

Sudah setahun ini, Onsa menjalin hubungan khusus dengan seorang cowok, Doni, namanya. Sayangnya,sang cowok ini berbeda keyakinan. Walau demikian, awal perjalanan cinta antara dua remaja ini baik-baik saja. Kayaknya sih, gak ada probel yang mengganjal rencana mereka. Namun, memasuki tahun kedua, mulai muncul riak-riak yang membuat Onsa terpaksa bercurhat ke saya. Rupanya Doni sungguh-sungguh mencintai Onsa. Buktinya, Doni sempat mengkonsultasikan pada Onsa agar bisa mengikuti agamanya, yakni Islam. Bahkan Onsa pun sempat di ancam putus hubungan, jika ia tidak pindah agama Islam. Onsa pun menjadi bingung untuk mengabulkan pemintaan cowoknya itu.
Kawula muda, menjawab ‘Ya’ untuk sekedar menyenangkan, membahagiakan calon pasangan dengan keputusan pindah keyakinan itu baik. Tapi, apakah anda telah memikirkan dengan matang, bahwa ke depannya anda akan ‘bahagia’ bersama pasanganmu? Sekali lagi, bahwa jangan sampai keputusanmu membuat dirimu sengsara seumur hidup. Walau demikian, anda pun harus mengerti, bahwa cinta tidak selamanya harus saling memiliki. Usia dan peluang diantara kalian masih terbuka lebar.
Anda tak perlu takut, serahkan saja persoalan itu pada Tuhan. Karena hanya Dialah yang menjadi sandaran hidupmu.

“Temukanlah damai dalam cinta kasih Tuhan.” (Neno Christine).

Tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan. (Ibrani 3 : 6)

Beberapa bulan yang lalu saya mendapat telepon dari teman yang menangis tersedu-sedu sambil curhat tentang kemalangan yang menimpa dirinya. Well, saya menilai itu sebagai suatu yang wajar. Toh semua orang perlu mengungkapkan rasa sedih.
Tapi yang membuat saya heran, dalam bercerita dia berulang-ulang bertanya kenapa saat dia sedih Tuhan enggak datang menghibur dia? Dia pun bertanya Tuhan itu ada enggak sih. Oh God sebelumnya saya tak mengira pertanyaan itu akan keluar dari mulutnya. Saya pun tak bisa memberi komentar, karena saya sendiri tidak tau harus menjawab apa. Dengan bekal yang sangat minim akhirnya saya bilang ke dia, “U know, He isn`t far away, God be with u always until the end of ur age.”
Manusiawi banget kalau kita pernah ngerasain yang namanya senang dan sedih. Sering banget kalau kita senang kita nggak pernah nanyain Tuhan, kita dilupakan oleh kesenangan yang sedang kita nikmati tapi kalau nanti kita sedih baru deh tanya Tuhan ada nggak sih, kalau ada kok nggak hadir menghibur kita. That is not fair for Him.
Kita tidak mensyukuri berkat, kita tidak mengerti betapa Tuhan sudah bekerja keras untuk menyelamatkan kita.

Iman adalah meyakini apabila akal pikiran mengatakan jangan. (George Seaton)

Masalah

Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. (Kejadian 3:8)

Suatu hari saya kedatangan teman yang cukup lama tidak bertemu. Dia banyak bercerita tentang kegiatan dia selama ini demikian juga sebaliknya. Dia bercerita bahwa dia sedang mengalami kebosanan. Dia merasa bahwa sepertinya dia hidup sendiri di dunia dan tidak ada yang memperhatikan bahkan oleh kedua orangtuanya sekalipun. Dia selalu ingin berlari dari rumah tapi dia tidak tahu harus ke mana.
Dia tidak bercerita secara detil kepada saya apa yang menjadi penyebabnya. Saya pun tidak ingin mengorek apa yang menjadi penyebabnya. Kebimbangan yang dirasakan teman saya itu sebenarnya pernah saya alami sebelumnya. Saat itu saya merasakan saya seperti ditinggalkan oleh teman-teman saya tanpa tahu apa yang menjadi penyebabnya. Saya coba introspeksi, berdiskusi dan kompromi dengan Tuhan agar bisa mendapatkan titik temu.
Guys….kalau kita menghadapi masalah jangan pernah kita untuk menghindarinya. Janganlah kita bersembunyi dari masalah. Karena hal itu justru akan menimbulkan kecemasan yang lainnya. Cobalah untuk berpandangan lebih positif lagi.. Percayalah, tak ada masalah yang tak akan ada jalan keluarnya. If u feel lost, alone, n confused, don`t run away from Jesus. Instead, run to Him. Get ready and face all problems in Jesus’ name.

Jika Anda punya seorang teman sejati itu berarti Anda sangat kaya. (Thomas Fuller)

Kematian

Janganlah kamu menangisi orang mati dan janganlah turut berdukacita karena dia.
(Yeremia 22 : 10a)


Beberapa hari yang lalu teman saya mengabarkan kepada saya bahwa kakek yang sangat dia cintainya baru saja meninggal dunia. Dia tidak bisa menerimanya. Mengapa? ‘Kakek meninggal secara mendadak. Lagi pula, rasanya belum waktunya kakek meninggal karena umurnya belum terlalu tua,” begitu dia menjelaskan. Sambil menangis dia bertanya, mengapa Tuhan memanggil orang yang begitu dia cintai? Mengapa merenggut sang kakek secara amat tiba-tiba?
Guys… keluhan seperti di atas memang amat manusiawi. Tapi, sebagai orang beriman dan percaya kepada Yesus, kita tak mesti berlama-lama terpasung dalam kesedihan. Kita tidak perlu terlalu bersedih dengan perisitiwa kematian orang yang kita cintai. Sebab, bukan mustahil kematian orang yang kita cintai merupakan bukti bahwa Tuhan sedang amelawat kita. Kita hendaknya tak perlu kuawatir akan hari kematian kita sendiri. Sebab, hidup dan kematian kita ada dalam penyelenggaran Tuhan semata. Bisa saja Tuhan memanggil kita sekarang, besok atau kapan?
Yang kita perlukan adalah siapkan diri kita untuk-Nya. Toh kesedihan yang yang berlanjut juga tidak akan mengembalikan orang yang kita cintai. Lebih dari pada itu, janganlah kita takut mati. Sebab semua yang hidup pasti akan kembali kepada-Nya!

Hal yang benar-benar kau yakini pasti akan selalu terjadi; dan keyakinan akan suatu hal menyebabkannya terjadi. (Frank Lloyd Wright)

Lupa

Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara. (Amsal 14:24)

Ulang tahun adalah momen yang paling saya tunggu-tunggu. Karena pada hari itu saya akan dibebaskan dari segala pekerjaan-pekerjaan rumah. Lagi pula, biasanya seluruh anggota keluarga dan teman-teman akan memanjakan saya. Mereka akan memenuhi semua permintaan saya. Mereka memberikan kado-kado yang sesuai dengan selera. Bahkan kadang lebih dari yang saya perkirakan, pokoknya serba surprise deh.
Namun apa yang terjadi, untuk ulang tahun saya beberapa bulan yang lalu sungguh di luar kebiasaan. Saya tidak mendapatkan kado apapun bahkan ucapan happy birthday pun tidak saya dengar. Well….kalau dari teman-teman saya beranggapan mungkin mereka sibuk. Tapi dari keluarga, apakah mereka juga sibuk sehingga melupakan momen indah ini.
Awalnya saya amat sedih karena merasa bahwa orang-orang yang sangat saya cintai ternyata telah melupakan saya. Tetapi seiring dengan pertambahan usia, saya pun semakin lebih dewasa untuk bersikap. Saya tetap merasakan senang karena walaupun keluarga saya telah melupakan hari ulang tahun saya. Lebih dari itu, di saat yang indah itu saya seakan diingatkan bahwa Tuhan tidak pernah melupakan saya. Saya bersyukur kepada-Nya dan membiarkan Ia menyembuhkan kesedihan dalam hidup saya.

Orang yang bersyukur akan hal-hal kecil sudah pasti adalah orang yang sering banyak bersyukur. (Frank)

Hamba Uang

“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman : “Aku sekali-kali tidak akan membiarka engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5)

Belum lama ini Petrus, ponakan saya yang sudah kelas tiga SMP beradu mulut dengan ibunya. Sang Ibu menanyakan soal uang yang diberikan adik iparnya kepada Petrus untuk menabung. Petrus menjawab, bahwa uang itu telah ditabungnya melalui koperasi sekolah. Tapi sialnya, ketika sang Ibu memaksanya untuk menunjukan bukti pembayaran melalui kartu tabungan, dali Petrus mulai loyo, dia hanya bisa cengar cengir, “abisnye mama tak kasih uang jajan”, akunya polos.
Diam-diam, malam itu juga Petrus mengakui bahwa uang tersebut telah digunakan untuk beli tiket nonton pertandingan sepak bola antara Persija DKI melawan Persija Jatim, di stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Maklum, Indonesia sedang demam bola. Lucunya, Petrus dengan teman-temannya sampe bawa nasi dari rumah orang tuanya untukmakan bareng di stadion.
Bacaan di atas mengingatkan kita supaya berhati-hati menggunakan uang sebagaimana mestinya. Berjanjilah dalam diri anda sendiri bahwa “Anda akan menempatkan uang dalam perspektif yang benar”. Tidak asal menghambur-hamburkan uang dengan mengikuti nafsu duniawi kita.

“Menghasilkan satu dollar itu mudah. Lebih sulit untuk menghasilkan perbedaan.” (Tom Brokaw)

Kecewa

“Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.” (Markus 10:22)

Dua hari menjelang pengumuman kenaikan kelas, saya dipanggil Pak John, ke ruang kerjanya. Beliau mengajak saya berbicara dari hati ke hati, soal hubungan keluargaku semasa kecil, dan segala hal yang menyangkut semangat belajarku yang kian menurun. Saat itu saya sedang memikirkan bagaimana jika nanti lulus dari SMP, terus dari mana sumber dana untuk meneruskan pendidikan ke jenjang SLTA. Sementara kedua orang tuaku sudah almarhum.
Kesedihan terus merangseki batinku, ketika naik kelas dua SMP Maria, saudara kandungku meninggal akibat kehabisan dara saat melahirkan. Tiga bulan sebelum ujian kenaikan kelas, Agustina, saudara perempuan sulungku meninggal akibat sakit keras. Mendengar itu pak John manggut-manggut kepala. “Oke, kalau demikian, bapak sudah tahu persoalanmu,” jawabnya tersenyum. Saya segera keluar dari ruang wali kelas. Memang, persoalan itu hingga membuat saya pernah tahan kelas.
Berat, memang menerima sebuah keputusan, bahwa ‘tidak naik kelas’ (tahan kelas). Namun dari pengalaman tersebut semangat saya semakin bertumbuh dan ternyata sukses hingga sekarang ini. Bagi orang lain hal ini memang sepele, tapi bagi saya peristiwa melorotnya prestasi dan semagat rohani itu sangatlah berat dalam hidup saya saat itu. Saya toh, berusaha untuk menjalani hidup dengan biasa-biasa aja.

“Para guru membuka pintu, tetapi kamu harus memasukinya sendiri. ” (Peribahasa Cina)

Bebas Tugas

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa. (Roma 12:12)

Setiap kali ulangan matematika, Andy selalu meminjam buku catatan dari teman-teman dekatnya. Kebiasaan itu sering dilakukan setiap kali ada pemeriksaan catatan mata pelajaran matematika oleh guru bidang studinya. Kalau pun Andy mencatat, itu pun asal-asalan saja, dan pasti dicatat pada kertas sehingga mudah hilang atau pun jatuh. Suatu saat ada pemeriksaan mendadak dari gurunya, dan Andy kedapatan tak memiliki catatan yang lengkap.
Ketika ditanya, Andy menjawab bahwa buku catatannya hilang, dipinjam temannya, sehingga dia hanya bisa menunjukkan lembaran foto copy. Walaupun sudah sering terkena sanksi, namun kebiasaan Andy masih saja terus mengulangi kesalahan yang sama. Usai pemeriksaan, Andy berbisik kepada Windy, bahwa dirinya merasa legah, dan bebas tugas dari hukuman yang seharusnya dikenakan bagi nya.
Sikap bebas tugas ini sering dilakukan oleh setiap pelajar. Misalnya, jika disuruh mencatat pelajaran maka mereka melakukan dengan keadaan terpaksa. Biar gurunya tahu bahwa mereka pada mencatat. Namun setelah gurunya pergi dari kelas, penyakit malasnya kumat. Akibatnya ada teman yang menjadi korban, atau dikambing hitamkan. Pada hal kalau mau jujur, dirinya malas!

Janganlah merasa sulit terhadap kesulitan, sebelum kesulitan itu menyulitkanmu. (Anonim)

Rendah Hati

“Kasih…tidak memegahkan diri, dan tidak sombong .” (1 Korintus 13:4)

Jujur saja, bahwa betapa sulitnya kita untuk bersikap ‘rendah hati’. Begitu sulitnya kita bila menerima koreksi dari orang lain. Dari pada intropeksi, lebih baik kita memilih untuk membela diri atau bahkan mencari kambing hitam, itu kalau perlu. Bahwa, begitu sulitnya kita rendah hati, saat menerima pujian dan sanjungan. Dari pada kita mengembalikan semua kemuliaan kepada Tuhan, kita malah menerima kemuliaan itu untuk diri sendiri.Begitu sulitnya kita menjadi orang yang rendah hati, saat kita berada di puncak kejayaan. Kita terkadang merasa bahwa semuanya itu hanyalah ‘kekuatan kita sendiri !’
Jika anda merenungkan kembali akan kasih Allah yang dinyatakan lewat diri Yesus Kristus, maka di sana yang paling menonjol adalah “cermin kerendahan hati-Nya.” Dan itulah yang terpenting dalam kehidupan kita sehari-hari.Hal tersebut telah dibuktikan dengan nyata oleh Dia.
Sebagai mana Tuhan adalah ‘cermin rendah hati’ maka Ia ingin agar anak-anak-Nya pun ikut memiliki sifat ‘rendah hati’ sebab menjadi sombong adalah awal dari kehancuran kita, proses penurunan akan segera terjadi! Untuk itu, bercerminlah kepada Yesus. Karena, Yesus Kristus yang adalah Tuhan saja masih bisa ‘rendah hati’ lalu mengapa kita demikian sombong?

“Tak ada waktu terlambat untuk menyesal.” (H.G. Wells)

Mengakui Iman

“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10: 9)

Dalam sebuah wawancara Dewi Rezer, salah seorang presenter dan foto model di salah satu Café di bilangan Plaza Semanggi, mengaku dirinya tak pernah merasa malu mengakui iman Kristianinya di depan umum. “Biarkan saja mereka tertawa, karena ajaran agama saya sudah mentradisikan demikian. Kalau cara berdoa orang Katolik itu dengan tanda salib, lalu kenapa harus takut?” ungkap Dewi Rezer. Pacar Marcelino ini pun merasa aneh, kenapa anak-anak Tuhan kok malu berdoa sesuai dengan iman dan kepercayaannya di hadapan umum?
Lewat bacaan hari ini, Rasul Petrus menegur sekaligus mengajak kita sahabat-sahabatnya untuk berani mengakui iman di depan umum. Memang masih banyak remaja di sekitar anda yang masih enggan mengakui iamannya. Kalau mau makan, langsung saja disikat dengan lahap, tanpa berdoa mengucapkan syukur pada Tuhan. Nah, sikap inilah yang sebaiknya segera diperbaiki dan segeralah membiasakan diri dengan berdoa (mengakui iman), dan lakukanlah segala syarat yang sesuai dengan kepercayaan iman kita.
Adakah diantara kalian masih menyimpan kebiasaan serupa, yakni malu mengakui iman di hadapan banyak orang? Pastikan bahwa masing-masing anda telah diberikan kesempatan untuk menjalani iman sesuai dengan kehendak Tuhan.

“Pastikan Kau benar lalu majulah.” (David Croscket)

Janganlah hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan TUHAN senantiasa. Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. (Amsal 23: 17-18)

Kalau kamu `berpetualang` ke masa depan, apakah yang akan kamu saksikan? Pertanyaan itu sering banget muncul saat kita sedang berkumpul dan ngobrol dengan teman-teman kita di waktu senggang. Jawaban yang sering timbul pasti yang berhubungan dangan iptek. ”Gue yakin banget pasti semua kegiatan bakal dikendalikan oleh komputer, internet n robot”.
Well, secara jujur kita memang sudah mulai mengandalkan iptek dalam usaha untuk mempermudah pekerjaan kita. Bikin PR, bikin makalah semuanya sudah disiapin oleh komputer. Melalui internet kita tinggal mencari data dan pekerjaan akan dengan mudah kita selesaikan. Tapi ingat jangan menyalahgunakan fasilitas, jangan kita keasyikan dengan kemudahan itu sehingga dengan mudah kita diperbudak iptek.
Sebagai anak Tuhan tentunya kita sudah tau dong bagian mana yang akan kita ambil dan bagian mana yang akan kita tinggalkan karena setiap gerak dan langkah kita pasti God will make a way. Tuhan akan tunjukan jalan yang terbaik buat kita. So, don`t worry be happy always..

Tuhan, karunialah diriku ketenteraman batin untuk menerima hal-hal yang takkan mungkin kuubah; keberanian untuk mengubah hal-hal yang bisa kuubah; dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya. (Barry Spilchuck)

Good n Bad News

Ah, kiranya terkabul permintaanku dan Allah memberi apa yang kuharapkan! (Ayub 6:8)

Beberapa minggu yang lalu saya mendapat sms dari seorang sahabat. Dia mengabarkan bahwa dia baru saja mendapatkan pekerjaan yang sudah lama-lama ia nantikan. Dalam waktu yang tidak begitu lama dari sms pertama, kemudian saya pun mendapat sms dari teman yang lainnya lagi dan mengabarkan bahwa dia sudah mulai frustasi karena lama belum juga mendapatkan pekerjaan. Good n bad news saya terima dalam waktu yang hampir bersamaan. Dan saya pun kemudian kebingungan untuk membalas sms dari kedua teman saya itu.
Pada satu sisi saya ikut senang tapi pada sisi lainnya saya pun ikut bersedih dengan teman saya. Berbahagialah kalau semua apa yang kita harapkan benar-benar terjadi. Tapi harus di sadari bahwa dalam hidup tidak semua apa yang kita harapkan pasti akan terjadi. Tidak selamanya keberuntungan akan memayungi kita. Kita harus memikirkan kemungkinan terburuk sehinga ketika pada saat harapan kita tidak terkabul kita harus siap menerimanya
Ketika kita dihadapkan pada peristiwa yang kita harapkan terjadi atau justru sebaliknya, sebaiknya kita tetap berdoa, hilangkan keputusasaan dalam diri karena kita harus yakin bahwa Tuhan adalah penolong. Be praying in your heart!

Orang yang berbahagia bukanlah seseorang yang berada dalam suatu keadaan tertentu, melainkan seseorang dengan perangkat sikap tertentu. (Hugh Downs)

“Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku.” (Matius 24:9)

Setiap Senin, pukul 08.00 ada apel di sekolah. Kurang 15 menit, semua siswa dan guru tampak telah berbaris rapi. Sementara saya dan temanku John masih di luar kompleks sekolah. Dari jarak 200 meteran saya melihat pak Eman berdiri di depan pintu gerbang. Aku baru sadar bahwa hari itu saya bertugas membacakan doa. “Wuzzz…” Segera saya menyelinap masuk dan menempati tempat petugas apel pagi itu.Di luar dugaan bahwa teman saya John bersembunyi di belakang kios ibu Gerson, di samping sekolahan.
Usai apel, pak Eman segera mengumpulkan para siswa yang datang terlambat. Otomatis, si John terkena jarring razia ‘terlambat’ apel. Semua siswa tanpa memandang status jenis kelamin dihukum berlutut di depan kelasnya masing-masing selama satu jam pelajaran pertama. Sudah gitu, mereka juga masih dihadiahi ‘jeweran’ telinga yang membuat John semakin benci pada pak Eman. Sejak peristiwa itu, John semakin membenci pak Eman. Bahkan hingga sekarang mantan petinju amatir di kota Kupang, NTT itu masih belum berdamai dengan sang guru yang juga adalah pelatih tekwondo itu.
Nah, jika Anda masih menyimpan dendam kesumat dengan guru atau pun sesamamu, maka segeralah berdamai. Tak ada ruginya untuk mengirimkan kartu ucapan selamat Natal atau Paskah, sekaligus meminta maaf pada yang bersangkutan.

“Kamu harus terlibat untuk memberi pengaruh. Tidak ada yang terkesan dengan catatan menang kalah sang wasit.”
(John H.Holcomb)

Selalu Sopan

“Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari. Jangan dalam percabulan dan hawa nafsu ” (Roma 13:13a)

Pakar tata karma Alex J.Packer yang adalah penulis How Rude! The Teenagers’ Guide to Good Manners, Proper Behavior, and Not Grossing People Out mengatakan, “Para remaja yang mempraktikkan ‘sopan santun’ baik terhadap teman-teman sebaya mereka dapat menjauhkan banyak penderitaan dan kecemasan yang menggila di koridor-koridor sekolah. Dan mereka akan menikmati hubungan yang lebih dekat dan lebih bermakna dengan teman-teman dan lawan jenis mereka.”
Mengutip ungkapan pakar tata krama atau etika, Alex J Packer, saya teringat akan seorang teman yang selalu membuat keonaran di sekolah sewaktu SMP kelas II. Hampir setiap hari Kristi dan Ofi disidang di ruang guru bimbingan konseling (BK). Pasalnya, kedua makluk keturunan Adam dan Hawa ini kerap berpacaran di dalam ruang kelas. Hal itu tentu saja akan mengganggu pemandangan siswa lainnya, juga akan memperburuk penilaian masyarakat, jika hal itu diketahu. Padahal, wali kelasku tahu persis siapa itu Kris. Karena sebelumnya, disekolahnya dia memang termasuk anak bandel, dan tipe pria play boy , gonta ganti pacar. Kedua remaja pelajar ini dikenakan pasal pelanggaran, dengan melakukan perbuatan kurang soppan, yakni tuduhan berpacaran di dalam kelas. Bahkan Kristi pun pernah dikejar-kejar orang tua Ofi dengan golok, karena mengganggu konsentrasi belajar anak putrinya.

Orang yang bersopan santun adalah orang yang ketika bangun tidur langsung ke kamar mandi. (Fredie Trueman)

Menyesal

“Sebab Aku menyesal telah mendatangkan malapetaka kepada mu.” (Yeremia 42:10b)

Sudah hampir lima tahun Toni menjalani tahanan di Jakarta Timur akibat terbukti menggunakan obat terlarang (Narkoba). Ketika Yenny adik bungsunya menengoknya, daribalik jeruji besi Toni mengatakan bahwa dirinya merasa bersalah, karena telah melalaikan nasihat orangtuanya. “Sekiranya Tuhan mengijinkan saya untuk kembali ke hadapan-Nya, saya sudah siap. Saya sudah dewasa, dan sudah bisa menentukan jalan hidupku, yang mungkin nasibku lebih burtuk dari adik-adik dan teman-teman senbasibku. Saya merasa diri dikorbankan oleh teman-temanku,” ungkapnya kepada Yenny, adik bungsunya yang kini baru merampungkan kuliahnya.
Kita tak tahu persis, kapan teman kita Toni akan kembali berkumpul dengan keluarganya. Tapi yang jelas bahwa anak muda itu telah membunuh masa depannya dengan dua kilo gram ganja kering, kiriman seorang pengedar dari Aceh. Apa pun dali Toni, hukum tetaplah berpura-pura adil. Satu-satunya jalan yang harus diterima oleh Toni, adalah menjalani hidup seperti saat ini. Kini, Toni menyesali perbuatannya. Namun semua itu tergantung apakah Tuhan akan memberikan mujizat pada pihak berwewenang, dengan menringankan hukuman ataukah membebaskannya dari jerat hukum yang telah lima tahun dijalani oleh saudara kita Toni?

“Keluar dari kegelapan dan menemukan cahaya bukanlah proses yang mudah.” (Nicholas Smith)

Memberi Salam

“Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.”
(Matius 10:12)


Suatu siang, aku bersama-sama dengan 30 orang teman dilanda krisis hormat. Pantat kami digebuk pakai sapu lidi, oleh wali kelas pak Jeremias, guru antropologi lulusan Unair, Surabaya itu.. Seorang teman namanya Agus Lase sempat bermandikan darah, akibat bisul dipantatnya terkena ujung sapu lidi yang baru di beli ketua kelas kami. Sementara beberapa teman cewek pun sempat terisak-isak akibat betis mulusnya mengeluarkan darah.
Setelah melempiaskan amarahnya, pak Jeremias lalu menjelaskan bahwa dirinya mendapat laporan dari pak Yulius akan kelakuan 30 orang siswanya. Kami divonis dengan pasal melanggar etika, yakni tidak “memberi salam” pada guru psikologi tersebut. Padahal sehari sebelum tiba saatnya menerima mata pelajaran bimbingan konseling dari pak Yulius, saya masih sempat bercanda dengan beliau. Ya, seperti biasanya guru sama murid, saya selalu dekat dengan mereka. Tapi, di luar dugaan pak guru tadi tidak menerima kebiasaan cuek dan dinilai tidak menghargai seorang guru, dengan tidak memberi salam ketika dirinya masuk kelas.
Setelah tamat dari sana, saya menyadari kalau tindakan yang dilakukan pak Jeremias benar. Sebagai wali kelas, pak Yeremias ingin agar kami anak-anak bimbingannya terbiasa dengan adat sopan santun yang biasa.

“Seseorang akan dihargai jika ia membuat dirinya sendiri berharga.” (GubernurJerry Brown)

Menyanyi

“ Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah Nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari.” (Mazmur 96:2)

Raner up Indonesia Idol I, Delon, sedang laris ketiban order. Jika sebelumnya ia bekerja sebagai seorang karyawan dengan menunggang sepeda motor, maka sekarang ini tak lagi mungkin Delon melakukan hal itu. Karena jika Delon menghadiri undangan manggung di gedung Balai Sarbini, atau di Hotel berbintang dengan menggunakan sepeda motor, maka bakalan disandera oleh para Delonis. Bukan hanya sepeda motor yang bakal digotong oleh fansnya, namun sosok yang digandrungi ribuan wanita tak terbatas usianya itu pun di gotongnya pula.
Bagi seorang penyanyi yang manggungnya masih seusia jagung seperti Delon, adalah menyangi itu merupakan suatu berkat dari Tuhan. Kehadiran seorang Delon atau Mike Idol dalam kancah musik pop, semuanya merupakan suatu proses hidup sesorang. Barang kali Anda yang kini mengaku sebagai penggemarberat sejumlah artis, terutama orang-orang muda, tentunya merasa tertantang untuk menjadi seorang penyanyi terbaik pada masa mendatang.
Nah, untuk mencapai cita-citamu, sebaiknya Anda terus belatih, mengikuti iven-iven tertentu untuk dapat bersaing menjadi bintang-bintang sukses. Berusahalah menjadi seorang penyanyi dan seorang artis kristiani yang berjiwa sosial, dan sebagai tempat menyalurkan berkat bagi orang lain.

“Semakin gembira hati seseorang, akan makin sempurna hidupnya. (Beneedict de Spinona)

Kesetiaan

“Sebab kasih setiamu-Mu dibangun untuk selama-lamanya; kesetiaan-Mu tegak seperti langit.” (Mazmur 89:3)

Akir Desember 2004, gempa mengobrak abrik seluruh pemukiman wilayah Aceh dan Nias, Sumatera Utara. Hoki, kemudian membawanya kepada pak Johan, salah seorang aktivis gereja, tempatnya beribadat sekaligus pencari nafkah orang tuanya. Dari perkenalan itu putranya Wisnu di terima sebagai seorang arsitektur pada perusahaan kontraktor, yang selama ini bermitra dengan sebuah LSM asing di Jerman. Lembaga tersebut kemudian menugaskan Wisnu, seorang calon insonyiur dari ITB, menginventarisasi rumah-rumah yang rusak, untuk selanjutnya dibangun pemukiman di Kabupaten Nias. Ibarat nasib, Tuhan jugalah menentukannya. Berkat pergaulan dengan seorang relawan asal Jerman, maka setelah selesai bertugas di Nias, Wisnu ditawarkan sang teman asal Jerman untuk bekerja pada sebuah perusahan instalasi listik di negeri tersebut. Kemujuran ternyata memihak pada Wisnu, anak sang koster yang setia itu. Bak gayung disambut, Wisnu pun tak mendapat kesulitan untuk mengurus fiskal untuk bekerja di luar negeri.
Perpisahannya dengan sang kekasih, Yolanda, terang membuat kedua insan remaja ini sepakat saling percaya diri. Kesetiaan Wisnu dan Yolanda semakin memperteguh persahabatan antara dua manusia berlawan jenis. Selain Yolanda kini bekerja sebagai seorang asisten manajer di sebuah hotel di Bandung, juga karena keduanya telah sama-sama dewasa, baik sikap maupun iman.

“Cinta yang dibasuh dengan air mata, akan tetap indah dan suci selamanya.”
(Kahlil Gibran)

Amarah

Kalau ia ramah, janganlah percaya padanya, karena tujuh kekejian ada dalam hatinya. (Amsal 29:25)


Jelas bukan kehendak Tuhan bila loe memendam amarah dalam hati. Ketika loe marah, yang loe butuhin saat itu hanyalah berdoa. Berdoa pada saat loe marah adalah kesempatan untuk mencurahkannya kepada Tuhan. Tuhan adalah lebih dari segalanya, sehingga Dia akan bisa menerima dan mendengarkan kesalahan loe. Tuhan akan membantu meredahkan kemarahan loe dan Dia juga akan memberikan solusi terbaik buat loe.
Marah bisa berbahaya bila disertai emosi yang tak terkontrol. Jika loe nggak serahkan rasa marah terhadap Tuhan, maka segala setan akan memanfaatkan loe untuk menyakiti orang lain dan juga diri loe sendiri. Ketika loe marah, segeralah menghadap-Nya, ekspresikan segalanya kepada-Nya, dan biarkan Dia bekerja dalam diri loe. Jangan sembunyikan amarah kita dengan apapun dari-Nya, karena Dia maha mengetahu tentang hidup kita.
Bahkan ketika kita marah pada-Nya, Dia tetaplah sumber segalanya buat kita. Even when you are with God, is is beter to shake your fist at Him than to turn your bach upon Him and walk away.

Semua manusia mempunyai nilai sendir-sendiri. (Rober Walpole)

“Engkau gila, Paulus ! Ilmumu yangbanyak itu membuat engkau gila.”
(Kisah Parasul 26:24)

Gila Kali Ye?
Seorang Misionaris Kristen baru saja pulang libur dari Afrika, tempat ia diutus kongregasinya. Karena ingin memberikan kesempatan untuk mensharingkan pengalaman, juga teman-teman biarawannya memberikan penghormatan kepada beliau untuk memimpin ibadat harian di sebuah komunitas, tempat dia menginap.
Seperti biasa, pagi itu ada umat yang ikut misa pagi di komunitas tersebut. Pagi itu sebelum memasuki ruang sakristi, sang imam tersebut masih sempat melihat-lihat pemandangan di sekitar kampus universitas yang dikelola oleh sesama saudara sekonggregasinya. Setelah berdoa, umat tersebut kembali melihat seseorang yang berambut gondrong dengan T-shirt yang tak begitu rapih, dan dibalut dengan celana pendek, memasuki altar.
Rupanya umat yang sedari tadi memperhatikan pria yang berambut gondrong dan celana pendek itu sempat menyita perhatiannya. Tak lama kemudian si gondrong dengan celana pendek dan sandal carvile berjalan meunju altar dengan mengenakan jubah dibalut kasula. Ia berlutut dan mencium meja altar untuk selanjutnya memimpin korban ekaristi pagi itu. “Ah,… sialan, ternyata dia seorang Pastor, kukira orang gila. Untungnya saya tak mengusir dia,” ceritera umat tadi kepada seorang pastor yang ia kenal.
Penampilan sesorang, terutama anak-anak muda, sering membuat orang berpandangan negatif terhadap mereka. Jadi, jagalah penampilan Anda.

“Seperti seseorang yang memandang seraut wajah melalui suatu jendela, melalui kehidupan aku menatap Tuhan.” (Amelia Josephine Burr).

Mengejek

“Tetapi sekarang aku menjadi sajak sindiran dan ejekan mereka.” (Ayub 30:9)

Nurhayati (nama samaran-red) gadis berusia 13 tahun itu ditemukan gantung diri di atas plafon rumahnya. Ia menggunakan sehelai selendang yang biasa digunakan untuk menggendong adiknya. Selidik punya selidik, ternyata kematian Nur akibat ejekan teman-teman akan profesi sang ayahnya seorang ‘tukang somay.’
Ya, saban hari teman-teman di sekolahnya mengejeknya dengan berteriak, somay, somay, somay… setiap kali dia lewat di hadapan mereka. Nur lalu meninggalkan sebuah surat wasiat yang menceriterakan tentang perasaan dan penderitaan yang dialaminya atas perlakuan teman-teman di sekolah. Salah satu pesan yang ditulis dalam secarik kertas itu berbunyi sbb: “Saya merasa malu karena orang tua saya diejek dan disapa dengan ‘somay’. Saya sebenarnya bercita-cita untuk membantu orang tua dan adik-adik saya yang masih kecil, setelah tamat sekolah.” Banyak orang boleh jadi beranggapan bahwa mengejek seseorang merupakan suatu perbuatan biasa dan bersifat hiburan. Namun bercermin dari kasus di ata dapat dilihat betapa mengejek dapat berubah makna menjadi suatu kekerasan yang amat fatal.
Alkitab cukup banyak menyinggung perihal ‘ejekan’ yang dilakukan sekutu Yesus. Apakah diantara Anda juga pernah melakukan hal yang sama yang dialami oleh gadis kecil, Nur di atas? Nah, ini sebuah pengalaman bagi kita semua.

“Rasa duka jauh lebih melelahkan dari semua rasa lainnya dan membawa tidur yang lebih lelap.” (Geoge Louis Palmella Buisson du Maurier)

Hikmah Sebuah Kesabaran

“Aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah.”
(2 Timotius 2:10)


Hidup ini sudah dirancang oleh Tuhan. Termasuk ketika Anda diterpa sebuah penderitaan, entah itu gempa bumi atau pun musibah lainnya. Menurut orang-orang yang beriman, hiduo itu adalah sebuah rahmat, sebuah ziarah yang mau tak mau, suka atau tidak suka harus Anda jalani. Namun, bila Anda dengan dalam menanggung sebuah penderitaan itu maka jiwamu akan semakin kaya dan semakin dewasa dalam iman.
Penderitaan, kerap kali oleh banyak orang dianggapnya sebagai sebuah cobaan berat dari Tuhan. Jelas, sebagai umat beriman, kita memang pantas dicoba. Karena dengan begitu, kita akan menjadi sadar, bahwa apa yang telah dilakukan itu adalah salah. Nah, jika sudah tahu bersalah, atau pun keliru, maka di sinilah kesempatan untuk mensyukuri akan sebuah kesabaran yang telah Anda tanam. Memang, aku harus mengingatkan hal ini di engah kekwatiran dan penderitaan yang pernah dialami. Dari sini, Anda merasa letih ketika harus memikul salib Tuhan yang demikian berat.
Jika Anda adalah salah seorang yang pernah merasakan manfaatnya sebuah kesabaran, maka itulah pula hikmahnya. Bahwa barangkali anda sendiri telah lulus dalam menapaki sebuah kesabaran, yang barangkali selama ini telah ditunggu-tunggunya. Selamat bersabar!

“Segala sesuatu akan datang kepada orang yang sabar menunggu.”
(Peribahasa Perancis)

Lupa ke Gereja

“Jangan kita m,enjauhkan diri dari pertemuan ibadah kita.” (Ibarni 10:25)

Hampir setiap hari Sabtu dan Minggu, Jatmiko selalu menghabiskan waktu untuk urusan parkir di Gereja. Suatu hari, Andrew meminta Jatmiko untuk mencatatkan isi kotbah, yang disampaikan oleh Pendeta pada saat ibadat Hari Minggu. Dengan penuh semangat, Jatmiko menyanggupi pesanan sang ponakan, yang baru saja belajar katekese (calon) babtis. Sesamapi di rumah, Aandrew menyakan pesanannya pada Jatmiko. “Maaf, saya tadi tidak ikut ibadat (gereja), karena sibuk urus parkir kendaraan”, jawab Jatmiko dengan enteng. Tentu saja si Andrew begitu kecewa, bahkan heran pada Omnya. “Kok bisa, sampai tidak masuk gereja (ikut ibadat)?”
Dua tahun lebih, saya mengerjakan buletin sebuah gereja, di Jakarta. Dan, sepanjang itu saya sering menyaksikan dengan mata kepala akan gaya hidup teman-teman pemuda gereja. Khususnya petuhas parkir motor di belakang gereja, di bilangan lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Dari Sabtu hingga Minggu, ada beberapa orang teman yang begitu rajin ke gereja, tapi tidak ikut perayaan ibadat. Mereka lebih banyak nongkrong di tempat parkiran, bercanda dan tertawa lepas, bahkan omongannya pun kasar, dan jorok. Pada hal semua mereka makan tidur di gereja. Aneh, kan?
Terlibat aktif di gereja itu sangatlah baik.Jangan ngaku bersahabat dengan Yesus, jika sudah sampai di depan mulut gereja, tapi tidak mau masuk gereja atau ikut kebaktian. Walau pun kamu aktif, percaya kepada Yesus, bahkan setiap hari membolak-balik isi Alkitab, tapi tetap tidak disukai oleh Tuhan. Kamu tidak menjadi berkat bagi orang lain!

“Jangan pernah berpisah tanpa ungkapan kasih sayang untuk dikenang. Mungkin saja perpisahan itu untuk selamanya.” (Jean Paul Richter).

Undangan

“Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.” (Matius 22:9)

Belum lama ini, teman saya bercurhat bahwa dirinya baru saja berantem sama ceweknya. Masalahnya sih, sepele. Seminggu sebelumnya mereka mendapat undangan dari gereja untuk menghadiri acara KKR dan pelayanan di gerejanya. Tiba hari H-nya, sang cowok ternyata lupa. Soalnya malam itu dia dapat undangan makan malam bersama teman-teman sekantornya. Pada hal si cewek sudah uring-uringan nunggu di rumah, berharap sang arjuna cepat datang. Maklum acara KKR akan terjadi di sebuah hotel, Jl. Jaksa, Jakarta Pusat dan dimulai tepat pukul 19.00 WIB,.
Entah lupa atau sengaja, sang cowok sama sekali nggak ingat akan undangan KKR itu. Dasar, teman ini jarang ke gereja, sehingga mungkin sulit mengalokasikan waktu untuk datang pada acara religius. “Gue memang bersalah, karena selain undangan KKR, juga ada undangan makan malam. Dan saya sepertinya lebih egois terhadap cewek gue,” ungkapnya separu menyesal.
Sulit memang jika kita punya prinsip untuk lebih memilih hura-hura dari pada hadir dalam acara kebaktian di gereja. Tapi, kalau terus-terusan melakukan hal yang sama: lebih memilih menghadiri undangan makan dari pada undangan ke gereja, ah saya rasa sulit, ya! Memang, kata orang meninggalkan manusia lama, lebih sulit dari pada meninggalkan pacar atau orang yang sangat kita cintai dalam hidup kita. Meskipun demikian, Yesus terang-terangan berbicara lewat Injil Matius, soal mengharagi undangan keselamatan. Jadi, jangan sampai lupa terus-terusan. Masa depan Anda bisa berabe bung!

“Aku tidak setuju dengan perkataanmu, tetapi akan kupertahankan sampai mati hakmu untuk berkata seperti itu,” (Francois M.A. Voltaire)

Ada Kemauan, Ada Jalan

“Tida suatu pun yang mustahil untuk-Mu.” (Yeremia 32:17b)

Anda pernah melihat pesulap, Dedy Corbuzier dan Romy Rafael yang ditayangkan di televisi? Orang-orang itu tak habis-habisnya menciptakan ide dengan empat mata. Dikatakan empat mata, sebab dia bisa melihat kita dengan tembus, walau pun kedua matanya diikat dengan kain hitam atau merah. Hal itu luar biasa ! Hal yang sama, sering kita dengar bahwa ada pendeta yang bisa menyembuhkan orang sakit, terutama yang sedang stress. “Kok mereka bisa, ya?” Hebat juga, ya? Apakah saya atau anda bisa melakukan seperti itu?
Semua orang bisa melakukan, asalkan dia mempunyai kemauan yang keras. Tapi,
saya mungkin salah seorang yang tak mau berangan-angan untuk menjadi seperti itu. Soalnya saya kuatir, kalau sedang beraksi, tau-taunya kepedeanku dicoba oleh orang yang lebih pintar. Maksudku dicoba oleh Tuhan, trus sulapnya gak jadi-jadi. ‘Kan malu jadinya.
Mengapa saya berpikiran negatif demikian? Ini ada kisahnya. Dulu aku pernah nonton tukang jual obat di kampung. Orang itu memotong leher anak kecil yang dimasukan di dalam karung. Tapi, begitu mau menyambung, ya gak bisa lagi. Ya, ia terpaksa digiring ke kantor polisi
Bila kita menginginkan sesuatu dalam hidup, segeralah mencari jalannya yang positif dan mulai menelusurinya. Karena kesempatan selalu ada bagi kita. Tapi ingat, untuk bisa meraih sukses Anda harus bergaya dan mau lebih hebat dari Tuhan.

“Hanya mereka yang dapat melihat yang tak terlihat, mampu melakukan yang mustahil.” (Anonim)

Lupa

Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara.(Amsal 14:24)

Ulang tahun adalah momen yang paling saya tunggu-tunggu. Karena pada hari itu saya akan dibebaskan dari segala pekerjaan-pekerjaan rumah. Lagi pula, biasanya seluruh anggota keluarga dan teman-teman akan memanjakan saya. Mereka akan memenuhi semua permintaan saya. Mereka memberikan kado-kado yang sesuai dengan selera. Bahkan kadang lebih dari yang saya perkirakan, pokoknya serba surprise deh.
Namun apa yang terjadi, untuk ulang tahun saya beberapa bulan yang lalu sungguh di luar kebiasaan. Saya tidak mendapatkan kado apapun bahkan ucapan happy birthday pun tidak saya dengar. Well….kalau dari teman-teman saya beranggapan mungkin mereka sibuk. Tapi dari keluarga, apakah mereka juga sibuk sehingga melupakan momen indah ini.
Awalnya saya amat sedih karena merasa bahwa orang-orang yang sangat saya cintai ternyata telah melupakan saya. Tetapi seiring dengan pertambahan usia, saya pun semakin lebih dewasa untuk bersikap. Saya tetap merasakan senang karena walaupun keluarga saya telah melupakan hari ulang tahun saya. Lebih dari itu, di saat yang indah itu saya seakan diingatkan bahwa Tuhan tidak pernah melupakan saya. Saya bersyukur kepada-Nya dan membiarkan Ia menyembuhkan kesedihan dalam hidup saya.

“Orang yang bersyukur akan hal-hal kecil sudah pasti adalah orang yang sering banyak bersyukur.” (Frank Clark)

Ketulusan

“Demi kasih setia-Mu yang benar jawablah aku dengan pertolongan-Mu yang setia!” (Mazmur 69:146)

Dengan wajah penuh keringat, Hulu datang menemui pimpinan asrama susteran di salah satu gereja di Nias. Dia bukan hanya ingin diberi gratis akan makanan atau pun apa pun yang dibutuhkannya saat itu. Pemuda itu berterus terang, bahwa dirinya tak ingin mendapatkan bantuan itu secara gratis. Aku rela kerja apa saja asalkan bisa makan dan selebihnya untuk membantu ibu dan kedua adikku yang masih kecil, ungkapnya polos. Suster akhirnya menerima siswa itu sebagai pekerja harian lepas, yang tugasnya membersihkan kebun serta menyapu halaman rumah komunitas. Bersyukur, bahwa Hulu masih dapat menyambung hidup dan sekolahnya, walaupun dirinya hanya seorang tukang kebun dan kebersihan.
Kisah nyata yang dialami oleh Hulu, pelajar SMEA yang tengah kesulitan akibat bencana gempa susulan di Nias itu, kerap kali kita temui di mana-mana. Tuhan Yesus, memang selalu hadir dalam berbagai wujud, entah itu suka mau pun duka. Persoalanya sekarang adalah apakah kita juga telah menerima Yesus dengan ketulusan hati ? Selamat merenungkan !

“Manusia tidak lain adalah apa yang dicintainya.” (St. Augustine)